Jakarta, YukUpdate – Gempa bumi yang terjadi Minggu (25/10/2020) pagi dengan magnitudo 5,6 di selatan Jawa Barat tidak disertai gempa susulan. Gempa tersebut memiliki guncangan luas hingga Semarang, Yogyakarta dan Tegal karena tergolong gempa dalam lempeng.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, dengan kekuatan yang luas dan kuat sebenarnya tidak lazim untuk ukuran magnitudo 5,6.
“Dugaan kuat guncangan tadi pagi pusatnya tidak pada bidang kontak antar lempeng tapi di bawah lempeng Indo Australia,” katanya kepada SP, di Jakarta, Minggu (25/10/2020).
Menurutnya karakteristik gempa dalam lempeng memiliki guncangan kuat. Di samping itu daerah itu merupakan zona aktif gempa.
Namun gempa Minggu pagi tersebut tidak disertai rangkaian gempa susulan. Daryono menjelaskan, jika gempa besar terjadi akan disertai rentetan gempa kecil yang berulang. tapi pada kenyataanya kluster gempa yang muncul belum tentu berakhir menjadi gempa besar.
Hasil monitoring BMKG dalam dua tahun terakhir aktivitas gempa di selatan Jawa meningkat seperti di selatan Pangandaran, Sukabumi dan di Bayah, Banten Selatan.
“Di Bayah dalam empat hari terakhir saja terjadi 24 kali gempa,” ucapnya.
Meskipun dalam dua tahun terakhir aktivitas gempa di selatan Jawa Barat meningkat, gempa dengan magnitudo 5 hingga 6 tidak akan mengurangi potensi gempa besar yang diperkirakan masih tersimpan di selatan Jawa.
Mengingat tinggi potensi gempa, bangunan dan rumah harus dibangun tahan gempa. Sebab bangunan yang robohlah yang menyebabkan korban jiwa.
Memasuki musim hujan dengan penambahan curah hujan karena dampak La Nina, lereng yang sering diguyur hujan pun akan lebih jenuh. Jika dibarengi guncangan gempa bisa memicu bahaya ikutan sehingga lereng rawan longsor.
“Waspada gempa-gempa yang terjadi di musim hujan. Hindari berjalan jalur lereng terjal apalagi yang punya sejarah longsor,” imbuhnya.
Sebelumnya, Minggu (25/10) pagi, wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M 5,6. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,2 lintang selatan dan 107,86 bujur timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 88 km arah Barat Daya Kota Pangandaran, Jawa Barat pada kedalaman 62 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault). Gempa tersebut pun tidak berpotensi tsunami.
Sumber:BeritaSatu.com