Kongo, YukUpdate – Republik Demokratik Kongo (Kongo) adalah sebuah negara yang terletak di Sub-Sahara Afrika Tengah. Meskipun terkenal sebagai negara miskin, tetapi Kongo memiliki sumber daya alam terutama di sektor pertambangan yang melimpah.
Menurut catatan Bank Dunia, 72% masyarakat Kongo terutama di wilayah Barat Laut dan kawasan Kasai hidup di bawah garis kemiskinan ekstrem pada 2018. Bayangkan saja mereka harus hidup dengan US$ 1,9 dalam sehari. Menggunakan asumsi kurs Rp 14.000 maka nominal tersebut hanya sebesar Rp 26.600.
Di tengah resesi ekonomi yang melanda negara tersebut sehingga membuat produk domestik bruto (PDB) menyusut 2,2% tahun lalu, Kongo seolah mendapat kabar yang menggembirakan.
Belum lama ini ada video viral di media sosial yang menunjukkan bahwa Kongo menemukan gunung emas yang baru. Penemuan gunung emas ini diakui pemerintah setempat. Bahkan mengutip Unilad, lokasi gunung itu berada di desa Luhihi yang berjarak 50 kilometer dari Bukavu, ibu kota Kivu Selatan.
Walaupun Kongo berhasil menemukan ‘gunung’ emas tetapi tak serta merta membuat negara tersebut menjadi produsen atau pemilik cadangan emas terbesar di dunia. Bahkan Kongo tidak termasuk ke dalam jajaran 10 negara penghasil dan pemilik emas terbesar di dunia.
Bukanlah emas yang terkenal dari Kongo, melainkan berlian! Jangan kaget ya, Kongo memang kaya akan berlian. Bisnis pertambangan berlian di Kongo sangatlah menggiurkan. Nilai ekonomi sektor ini ditaksir mencapai triliunan dolar AS.
Berdasarkan data US Geological Survey (USGS), cadangan berlian Kongo mencapai 150 juta karat. Jika dikonversi ke dalam satuan lain yang lebih umum maka setara dengan 33 ton.
Kongo menjadi negara kedua dengan cadangan tambang berlian terbesar setelah Rusia. Di posisi pertama Negara Beruang Merah tercatat memiliki cadangan berlian mencapai 650 juta karat.
Di posisi ketiga hingga kelima ada Bostwana, Afrika Selatan dan Australia yang masing-masing memiliki cadangan mencapai 90 juta karat, 54 juta karat dan 39 juta karat.
Total cadangan berlian di dunia ini tercatat mencapai 1 miliar karat. Artinya Kongo berkontribusi hampir 15% dari total cadangan dunia. Bersama dengan Rusia dan Bostwana ketiganya menguasai hampir 90% dari total cadangan berlian global.
Dari sudut pandang produksi, Kongo menempati peringkat ketiga dunia dengan total output per tahun mencapai 12 juta karat. Di posisi pertama dan kedua ada Rusia serta Australia dengan total produk masing-masing mencapai 19 juta karat dan 13 juta karat.
Selain dari penambangan, intan berlian juga dapat diproduksi di laboratorium. Harga berlian ini setidaknya 25% lebih rendah dari harga berlian alam untuk batu dengan ukuran dan kualitas yang sama. Namun, sebagian besar konsumen masih lebih memilih berlian alam karena pasokan berlian buatan laboratorium relatif kecil.
Selama bertahun-tahun, negara-negara yang disorot telah memimpin dunia dengan secara konsisten memproduksi lebih dari satu juta karat per tahun.
Namun ada juga beberapa negara yang kondisi penambangannya sulit karena lokasi yang terpencil telah menyebabkan aktivitas penambangan dihentikan, sebagaimana dilaporkan situs learnbonds.com
Secara umum, tingkat produksi di tambang secara global terus melambat. Hal ini menegaskan bahwa berlian alam adalah sumber daya yang terbatas dan pada akhirnya akan habis kecuali ada penemuan baru.
Penambang sekarang beralih ke teknologi canggih dan teknik penambangan bawah tanah untuk memperpanjang umur beberapa tambang. Dengan teknologi ini, beberapa tambang yang dulunya tutup mulai beroperasi kembali.
Sumber : CNBC