Jakarta, YukUpdate– Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan izin yang merestui vaksin Sinovac disuntikkan kepada lansia (lanjut usia). Vaksin ini pun akan mulai disuntikkan kepada lansia pada hari ini, Senin (8/1/2021).
Meski diberikan izin penyuntikan kepada usia 60 tahun ke atas. BPOM juga mengingatkan harus hati-hati untuk menyuntikkan vaksin ini pada usia di atas 70 tahun.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan hingga saat ini lansia menjadi kelompok atau populasi yang sangat rentan sehingga perlu segera adanya vaksinasi untuk menekan angka kematian.
Selain itu, sejak vaksinasi mulai dilakukan empat minggu lalu, banyak tenaga kesehatan yang sampai saat ini belum mendapatkan vaksin, salah satu alasannya adalah belum adanya Emergency Use Authorization dari BPOM untuk memberikan vaksin bagi para tenaga kesehatan yang berusia lanjut.
“Dan tenaga kesehatan yang di atas 60 tahun itu ada 11.600-an dan mereka belum bisa disuntik karena emergency use authorization dari BPOM itu range-nya 18-59 tahun,” kata Budi seperti dikutip Senin (8/1/2021).
Berikut sejumlah fakta mengenai vaksin Sinovac yang disuntikkan kepada Lansia:
1. Imunogenitas 97,96%
Salah satu alasan BPOM memberikan izin disuntikkannya vaksin Sinovac ke lansia karena vaksin China ini mampu menekan dampak buruk virus kepada lansia. Hasil uji klinis menunjukkan imunogenitas Sinovac untuk lansia mencapai 97,96%.
“Setelah 28 hari pemberian dosis kedua, titer antibodi masih tinggi di 97,96%,” jelas Kepala BPOM Penny K Lukito.
Pada uji klinis fase 1 dan 2 dilakukan China dengan subjek lansia sekitar 400 orang, diberikan dalam 2 dosis dengan jarak 28 hari. Sisi keamanan dapat ditoleransi, tidak ditemukan efek samping serius derajat ketiga yang dilaporkan.
Sedangkan uji klinis fase 3 di Brasil melibatkan 600 subjek lansia usia 60 tahun ke atas menunjukkan vaksin aman, tidak ada efek samping serius derajat ketiga yang dilaporkan.
2. Efek Samping
Dalam data interim uji klinis fase I dan II pada orang dewasa sehat berusia 60 tahun ke atas. Dalam laporan uji klinis yang diterbitkan di The Lancet, uji klinis I dan II yang dimulai sejak 22 Mei hingga 15 Juni 2020 itu melibatkan 422 orang tua berusia 60 tahun ke atas.
Hasilnya vaksin Sinovac aman dan stabil pada lansia. Meski efikasi vaksin disebut berkurang karena lansia punya sistem kekebalan tubuh yang lebih rendah, vaksin ini tetap dapat ditoleransi dengan baik oleh tubuh.
Dikutip dari Global Times, efek samping vaksin Sinovac pada lansia disebut berkisar reaksi ringan hingga sedang. Paling sering dilaporkan adalah nyeri di tempat suntikan dan demam. Sebagian besar reaksi itu terjadi dalam tujuh hari setelah vaksinasi, dan peserta pulih dalam waktu 48 jam.
3. Rentan waktu penyuntikan lebih lama
Dalam petunjuk teknis vaksinasi oleh Kementerian Kesehatan, lansia masuk pada kelompok ketiga yang diberikan vaksin COVID-19 setelah tenaga kesehatan dan para petugas pelayanan publik.
Ada perbedaan penggunaan vaksin Corona Sinovac pada lansia dan usia lainnya. Pertama, pada usia 18 – 59 tahun, vaksin ini akan disuntikan ke dalam otot (intramuskular) sebanyak 0,5 mL dalam dua dosis dengan selang waktu 14 hari untuk vaksinasi pada situasi masa emergensi pandemi COVID-19 sementara pada lansia usia di atas 60 tahun, vaksin diberikan dalam dua dosis dengan selang waktu 28 hari.
Selain itu ada beberapa syarat khusus pemberian vaksinasi COVID-19 pada lansia. Mereka yang berusia lanjut harus melaporkan kepada petugas kesehatan bila mengalami tanda-tanda berikut:
- Sering merasa kelelahan
- Memiliki 4 dari 11 penyakit (Hipertensi, diabetes, kanker (selain kanker kulitkecil), penyakit paru kronis, serangan jantung, gagal jantung kongestif, nyeri dada, asma nyeri sendi, stroke dan penyakit ginjal)
- Kesulitan naik 10 anak tangga
- Kesulitan berjalan kira-kira 100 sampai 200 meter
- Penurunan berat badan yang bermakna dalam setahun.
Sumber : CNBC