Jakarta, YukUpdate – Kasus kecelakaan yang menimpa maskapai Sriwijaya Air SJ-182 tujuan Jakarta – Pontianak yang terjadi Sabtu (11/1/2021) yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu hingga kini masih menyisakan duka mendalam bagi dunia penerbangan Indonesia.
Terlebih dalam penerbangan tersebut ada 62 korban (50 penumpang dan 12 kru Sriwijaya Air) dimana hingga kini pemerintah melalui pihak Kepolisian, TNI, Basarnas, KNKT dan sejumlah relawan masih terus berupaya melakukan proses evakuasi di lokasi yang diduga menjadi titik jatuhnya pesawat.
Namun begitu, terdapat kisah menarik tentang adanya dugaan pemalsuan yang dilakukan oleh seorang penumpang untuk bisa terbang bersama pesawat naas tersebut. Wanita bernama Sarah Beatrice Alomau yang namanya ada dalam manifes korban Sriwijaya Air SJ182 ternyata masih hidup dan tak pernah merasa melakukan penerbangan bersama pesawat tersebut.
Hal itu diungkapkan kuasa Hukum Sarah Beatrice Alomau, J Richard Riwoe saat dihubungi Beritasatu.com, Senin (11/1/2021).
“Jadi Sarah Beatrice Alomau itu tidak pernah menumpang pesawat Sriwijaya Air yang jatuh itu. Tapi ternyata namanya ada. Dan setelah kita lakukan investigasi, ternyata ada salah seorang korban bernama Shelfi Ndaro yang ternyata menggunakan nama Beatrice untuk bisa terbang dan Beatrice mengaku tidak pernah memberikan bukti identitasnya kepada korban,” ujar Richard.
“Sampai saat ini KTP Asli masih dipegang Beatrice. Yang jadi permasalahan adalah bagaimana pihak Sriwijaya Air mengizinkan Shelfi untuk terbang dengan menggunakan pesawat tersebut dengan tidak menyertakan bukti asli identitas,” ungkap Richard.
Ditambahkan Richard, Beatrice dan Shelfi sendiri memang saling kenal lantaran keduanya merupakan rekan satu daerah dan teman satu kerjaan. Namun demikian, Beatrice menyatakan tak pernah mengetahui bahwa identitasnya ternyata digunakan oleh rekannya itu untuk terbang bersama Sriwijaya Air itu.
“Beatrice tahu dia ada dalam manifes korban kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182 setelah pihak keluarganya menghubungi dia dan menanyakan kabar dia. Lalu ditanya apakah dia ikut terbang bersama pesawat yang jatuh itu dan Beatrice menyatakan tidak,” ungkap Richard lagi.
“Ketika di-cross check ternyata digunakan oleh Shelfi, lantaran beberapa hari sebelumnya Shelfie sempat cerita akan terbang ke Pontianak bersama calon suaminya. Keduanya (Beatrice dan Shelfi) memang saling kenal lantaran mereka berteman dan berasal dari wilayah yang sama yakni NTT (Nusa Tenggara Timur) dan korban sering berkunjung ke tempat kos Beatrice karena kebetulan keduanya teman satu kerjaan di Pabrik Kertas Nasi di wilayah Tangerang. Dan saya juga telah memastikan bahwa Beatrice tak pernah sekalipun memberikan atau meminjamkan Identitasnya (KTP dan lainnya) kepada yang bersangkutan,” Richard menambahkan.
KTP Sarah Beatrice Alomau.
Atas kasus ini, pihak kuasa Hukum Beatrice mengaku akan melakukan sejumlah langkah untuk bisa mendapatkan kejelasan terkait kasus ini.
“Kita sejauh ini sudah melakukan konfirmasi kepada Pihak Sriwijaya Air terkait kasus ini. Dan yang kedua kita juga akan memastikan apakah orang yang diduga menggunakan identitas Beatrice ini masih ada atau sudah meninggal dan menjadi korban dalam pesawat yang jatuh itu,” papar Richard.
“Ini penting lantaran identitas Beatrice kan dipakai, karena Beatrice dan keluarganya juga khawatir kalau namanya dipakai akan berdampak pada identitasnya di kemudian hari. Lalu ini juga untuk mempermudah pihak korban yang ikut dalam pesawat itu untuk mendapatkan asuransi meskipun dia terbang dengan tidak menggunakan identitas aslinya,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandara Soekarno Hatta, dr Darmawali Handoko, hingga kini belum bisa memastikan apakah korban bisa diloloskan terbang sudah menyerahkan bukti hasli identitasnya saat pemeriksaan hasil tes swab PCR jelang keberangkatannya ke Pontianak.
“Kita belum bisa memastikan, nanti kita cek lagi. Karena biasanya setiap penumpang yang akan terbang itu memang diwajibkan menyerahkan bukti hasil (tes) swab dan bukti identitasnya. Namun kita belum tahu saat itu kondisinya bagaimana, nanti kita coba cross check dulu sama petugas yang berjaga saat itu, nanti kita konfirmasi lagi atau mungkin bisa hubungi pihak Sriwijaya nya,” tutur Darmawali.
Pihak Sriwijaya Air sendiri hingga berita ini diturunkan belum bisa dikonfirmasi terkait kasus tersebut.
Sumber: BeritaSatu.com