Jakarta, YukUpdate – Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyebut beberapa negara berada di “jalur berbahaya” terutama di kawasan Eropa. Pasalnya sejumlah rumah sakitnya mulai penuh menjelang musim dingin (winter).
“Terlalu banyak negara yang mengalami peningkatan kasus secara eksponensial dan itu sekarang mengarah ke rumah sakit dan ICU yang hampir atau melebihi kapasitas dan kami masih baru di bulan Oktober, “kata Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers ditulis CNBC International dikutip Minggu (25/10/2020).
Karenanya ia meminta kepada pemimpin dunia di mana kasus-kasus melonjak untuk secepat mungkin melakukan perbaikan. Menurutnya saat ini kita sedang dalamtitik kritis dalam pandemi ini, khususnya di belahan bumi utara.
“Beberapa bulan kedepan akan menjadi sangat sulit dan beberapa negara berada di jalur yang berbahaya,” ungkapnya.
Covid-19 telah menyebar ke lebih dari 41,8 juta orang di seluruh dunia sejak muncul pada akhir Desember. Menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins, pandemi menewaskan lebih dari 1,1 juta, menutup bisnis dan menghancurkan ekonomi dari AS hingga Asia.
Pejabat WHO memperingatkan minggu lalu bahwa wabah Covid-19 di Eropa telah menjadi “mengkhawatirkan”. Wilayah ini terus melaporkan “peningkatan kasus dan kematian yang cepat”, dengan kasus baru tumbuh 25% selama seminggu.
Prancis, Inggris, Rusia, Republik Ceko dan Italia berkontribusi lebih dari setengah dari semua kasus yang dilaporkan selama periode itu, berdasarkan laporan tersebut.”
Kami mendesak para pemimpin untuk segera mengambil tindakan untuk mencegah kematian yang tidak perlu lebih lanjut, layanan kesehatan penting dari runtuh dan sekolah-sekolah ditutup lagi,” kata Tedros di kantor pusat organisasi itu di Jenewa.
Sementara itu, Spanyol mengumumkan status darurat kemarin. Jam malam kembali berlaku untuk seluruh negara kecuali Kepulauan Canary.
Keadaan darurat baru ini sebelumnya akan berlaku enam hari saja namun diperpanjang hingga enam bulan. Dikutip dari AFP, jam malam akan berlangsung dari pukul 23.00 hingga 6.00 pagi.
“Situasi yang kami alami sangat ekstrim,” kata Perdana Menteri Pedro Sanchez.
Meski demikian, Sanchez menegaskan bisa saja aturan segera dicabut. Status darurat, ujarnya, penting untuk menurunkan angka infeksi.
Spanyol mencatat lebih dari 1 juta kasus. Hampir 35.000 orang meninggal. Sejumlah daerah seperti kota Melilla menyerukan bantuan pemerintah.
“Ayo tinggal di rumah sebisa mungkin,” desaknya dalam pidato televisi.
“Semakin kita tinggal di rumah, kita dan orang lain akan semakin terlindungi.”
Sebelumnya Spanyol melakukan lockdown pada 15 Maret hingga 21 Juni. Akibatnya ekonomi negeri itu masuk ke jurang resesi.
Ekonomi minus dua kuartal berturut-turut sepanjang semester pertama 2020 (yoy). Di mana di kuartal I ekonomi -4,2% dan di kuartal II ekonomi -21,5%.
Sumber : CNBC