Jakarta, YukUpdate – Salah satu orang terkaya dunia, Bill Gates mendesak pemerintah untuk mengatasi perubahan iklim dengan rasa urgensi yang sama seperti saat menghadapi krisis virus corona.
Dalam postingan di blog nya minggu ini, menyebut bahwa jika tindakan yang tepat tidak diambil, maka dampaknya bisa jauh lebih menghancurkan.
Gates menyebutkan tingkat kematian akibat virus corona sekitar 14 kematian per 100.000. Pada akhir abad ini, jika laju pertumbuhan emisi tetap seperti saat ini, dia mengatakan kita dapat menghadapi 73 kematian tambahan per 100.000 orang karena kenaikan suhu global.
“Seburuk apapun pandemi ini, perubahan iklim bisa lebih buruk. Jika Anda ingin memahami jenis kerusakan yang akan ditimbulkan oleh perubahan iklim, lihat Covid-19 dan sebarkan rasa sakitnya dalam jangka waktu yang lebih lama. Hilangnya kehidupan dan kesengsaraan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi ini setara dengan apa yang akan terjadi secara teratur jika kita tidak menghilangkan emisi karbon dunia,” kata dia ditulis MarketWatch, sebagaimana dikutip Jumat (7/8/2020).
Gates pun memproyeksikan dalam 20 tahun, kerusakan ekonomi akibat perubahan iklim akan sama parahnya dengan pandemi Covid-19 setiap dekade.
“Intinya bukan perubahan iklim akan menjadi bencana. Poin kuncinya adalah, jika kita belajar dari Covid-19, kita dapat mendekati perubahan iklim dengan lebih terinformasi tentang konsekuensi dari kelambanan, dan lebih siap untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah kemungkinan hasil terburuk. Krisis global saat ini dapat menginformasikan tanggapan kita untuk yang berikutnya,” papar dia.
Menurut Gates, semua pihak perlu memimpin dan menemukan solusi yang diperlukan, seperti sumber energi yang lebih bersih dan alat nol karbon lainnya. Dimana itu tidak hanya bekerja untuk kekuatan global, tetapi juga untuk negara-negara miskin yang siap untuk terkena dampak yang paling sulit.
“Dampak perubahan iklim hampir pasti akan lebih keras daripada Covid-19, dan itu akan menjadi yang terburuk bagi orang-orang yang paling sedikit melakukan penyebabnya. Negara-negara yang paling banyak berkontribusi terhadap masalah ini memiliki tanggung jawab untuk mencoba menyelesaikannya,” ungkap dia.
Sumber : CNBC