Harga minyak mentah global tercatat naik di awal tahun. Harga minyak Brent hari Kamis (02/Januari) dibuka pada level $66.26 per barel atau menguat 31 cent (0.4 persen). Saat berita ini ditulis, Brent Oil diperdagangkan pada kisaran $67.14 per barrel. Kondisi serupa juga terlihat pada minyak WTI (West Texas Intermediate) yang diperdagangkan di level lebih tinggi dari penutupan sesi sebelumnya, dan saat ini berada di kisaran $61.25 per barel. Secara garis besar, baik Brent maupun WTI sama-sama berada dalam fase koreksi trend bullish setelah menyentuh level tertinggi tiga bulan.
Konflik Timur Tengah Dan Dua Pendorong Harga Minyak Lainnya Mengawali tahun 2020, harga minyak diprediksi akan menguat lebih jauh karena disokong oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kondisi geopolitik Timur Tengah yang kembali memanas. Tensi membara di kawasan ini awalnya dipicu oleh serangan udara dari AS terhadap kelompok Katib Hezbollah yang didukung Iran. Hal ini memantik kemarahan warga setempat yang menyerbu Kedutaan Besar AS di Baghdad pada hari Rabu kemarin (01/Januari). Selain itu, pemangkasan output minyak oleh negara anggota OPEC+ juga menopang harga minyak. Penurunan produksi yang dilakukan Arab Saudi dkk sejak tahun 2019 menyebabkan harga minyak terus membumbung tinggi, hingga mencatat gain terbaik secara tahunan sejak 2016. Di samping itu, optimisme pelaku pasar terhadap kondisi perekonomian global terkait kesepakatan dagang AS-China fase pertama ikut menjadi katalis bagi reli bullish harga minyak. Apabila deal dagang tahap pertama benar-benar terealisasi, maka akan membuka jalan untuk penyelesaian perundingan tahap selanjutnya. Bukan tidak mungkin, AS dan China akan sepenuhnya mengakhiri perang dagang yang sudah berlangsung sejak 2018. Resolusi tersebut dapat membuat perekonomian global kembali bergairah dan meningkatkan permintaan terhadap minyak mentah.