Jakarta, YukUpdate – Pemerintah China melarang kantor pemerintah dan layanan publik menggunakan software dan hardware buatan asing. Pelarangan ini harus dipenuhi dalam tiga tahun ke depan.
Dalam penjelasan, aturan ini bertujuan untuk membatasi ketergantungan negara pada teknologi barat. Kebijakan ini diperkirakan akan memukul bisnis perusahaan teknologi Amerika Serikat (AS) seperti HP, Dell, Microsoft.
Telegraf melaporkan, Senin (9/12/2019), kantor pemerintahan China akan mengganti 20-30 juta unit komputer pada 2020. Langkah ini juga dianggap sebagai bentuk perlawanan China terhadap kebijakan Donald trump yang melarang pengunaan teknologi China di AS.
China sendiri membangun operating sistem sendiri menggantikan Microsoft Windows maupun iOS pada 2013 dengan bantuan perusahaan Inggris Canonical. Perusahaan ini didirikan pengusaha Afrika Selatan Mark Shuttleworth yang menjadi perangkat menggunakan sistem operasi Ubuntu, menggunakan open source Linux.
Canonical memberikan dukungan teknis untuk membangun sistem operasi Ubuntu milik China yang diberi nama Kylin atas permintaan Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China.
Awal tahun ini AS melarang perusahaan Amerika melakukan bisnis dengan perusahaan telekomunikasi China, Huawei. Google, Intel dan Qualcomm berhenti bekerja dengan raksasa teknologi ini.
Perdana Menteri Boris Johnson mengisyaratkan masa depan perusahaan teknologi China di Inggris bisa jadi seperti di AS setelah ia mengatakan tidak melibatkan Huawei dalam tender jaringan 5G jika hal ini membuat keretakkan hubungan dengan AS, sekutu lamanya.