Sleman – Dewan Pembina Badan Pemenangan Prabowo-Sandi di DIY, Heri Sebayang mengaku malu atas adanya kericuhan di luar acara ‘Prabowo Menyapa’ di Sleman, Rabu (27/2) kemarin. Pihaknya mempertanyakan peran intelijen aparat kepolisian.
“Kita sangat malu kemarin kejadian seperti itu (kericuhan di luar acara ‘Prabowo Menyapa’). Kota Yogyakarta adalah kota budaya, kita daerah istimewa, kota pelajar. Kita malu terjadinya insiden seperti kemarin,” ujarnya saat dihubungi detikcom, Kamis (28/2/2019).
Ketua DPD Partai Demokrat DIY ini menyayangkan adanya kericuhan tersebut. Sebab, semestinya aparat kepolisian dan aparat keamanan terkait lainnya sudah bisa mengantisipasi berbagai potensi konflik di sekitar lokasi.
“Aku cuma menyayangkan kenapa kemarin bisa terjadi seperti itu di jalan raya. Intelijen kan berarti bagaimana (kinerjanya)… Intelijen di Yogya dalam mengantisipasi itu, kan begitu,” ungkapnya.
“Saya menyayangkan kejadian yang terjadi pada waktu kedatangan Pak Prabowo. Harusnya intelijen Polda (DIY) atau intelijen yang terkait harus bisa mengantisipasi seperti itu supaya tidak terulang lagi,” sambungnya.
Heri menuding peran intelijen dalam memetakan konflik dan pengamanan acara ‘Prabowo Menyapa’ di Sleman lemah. Sebab, semestinya berbagai kemungkinan potensi konflik antar pendukung dan simpatisan capres-cawapres bisa diminimalisir.
“Intelijen lemah dalam mengantisipasi hal ini. (Seharusnya) sudah dipetakan dan sudah tahu di daerah ini, di daerah A, di daerah B ini rawan konflik, daerah C rawan konflik. Intelijen di daerah Yogya harusnya sudah bisa mengantisipasi hal itu,” tutupnya.