Jakarta, YukUpdate – Memasuki tahun baru 2021, pemerintah langsung resmi memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang lebih ketat di beberapa kota di Jawa dan Bali. Salah satu aturannya adalah pembatasan kapasitas restoran menjadi 25% dan pemesanan makanan harus take away mulai 11 Januari 2021.
Kondisi ini berpotensi membuat ribuan restoran menjadi tutup total. Sebagian pengusaha yang sudah memiliki rencana untuk membuka udaha di Januari ini pun banyak yang mengurungkan niatnya.
“Lebih banyak jadi yang tutup permanen. Waktu itu, beberapa bulan lalu sudah seribuan, sekarang bisa lebih banyak lagi. Pengusaha paling mati ketemu ketidakpastian. Nggak ada pengusaha bisa hidup kalau ketidakpastiannya tinggi, resiko tinggi ketidakpastian ini yang buat kita sulit. Mungkin ada yang mau Januari buka, tapi lihat gini nggakbisa,” kata Wakil Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bidang Restoran, Emil Arifin. Kamis (7/1/2021).
Langkah pelaku usaha yang lebih memilih untuk menahan tidak lepas dari kondisi yang terjadi selama beberapa bulan terakhir. Ketika ada pembatasan sebesar 50%, sebagian besar restoran untuk menutupi modal yang ada. Apalagi ketika saat ini sudah berada di kapasitas 25%.
“Dengan kapasitas sampai 25%, pasti Januari nggak ada sales sama sekali. Kita sudah sepuluh bulan udah berupaya macam-macam, ini bukan pertama, dari pengetatan yang benar-benar total, kemudian diperlonggar, ketat, longgar, ketat lagi, kita sudah kehabisan trik,” sebut Emil.
Dari aturan anyar, restoran memang memiliki izin untuk beroperasi. Namun kapasitasnya 25% dari saat ini yang bisa 50%. Khusus resto yang ada di mall, maka harus tutup pukul 19.00.
“Selama operasional office dibatasi siang kan kosong, kemudian tutup jam 7 malam jadi kosong. Nggak usah dibatasi (jam operasional) juga restoran bakal kosong (tak buka),” kata Emil.
Dua waktu itu menjadi prime time bagi restoran, karena menjadi momen makan siang dan makan malam. Ketika kedua waktu tersebut memiliki halangan, maka restoran sudah tidak memiliki potensi untuk mendapatkan omset besar.
Pasalnya, di luar waktu itu pengunjung tidak begitu banyak.
Sementara itu, jika hanya mengandalkantake awayatau makanan yang dibawa pulang itu tidak begitu berpengaruh. Pasalnya, angkanya jauh dari dominan buat penjualan restoran.
“Rata-rata restoran 75-85% itu berasal daricustomeryang datang. Sisanya daritake out, pesanan ataucatering. Lalu dipotong cuma 25%, Jadi hanya 20%, itu nggak bisa bayar modal. Uang sewa aja 30% darirevenue.Take orderitu hanya 10% itu juga keadaan normal, sekarang rebutan take out. Sewa saja nggak cukup belum bayar karyawan, dan bahan baku yang sudah pasti,” katanya.
Adapun pembatasan yang diperketat antara lain:
1. Membatasi Work From Office (WFO) hanya menjadi 25% dan Work From Home (WFH) menjadi 75%.
2. Kegiatan belajar mengajar masih akan daring.
3. Sektor esensial khusus kebutuhan pokok masih akan beroperasi 100% namun dengan protokol kesehatan.
4. Dilakukan pembatasan jam buka pusat perbelanjaan alias mal sampai jam 19.00 WIB. Untuk restoran hanya 25% dan pemesanan makanan harus take away. Delivery bisa tetap buka.
5. Konstruksi masih tetap berjalan 100% dengan protokol kesehatan ketat dan rumah ibadah dibatasi 50%.
6. Fasilitas umum ditutup sementara dan moda transportasi diatur lebih jauh.
Sumber CNBC