Jakarta, YukUpdate – Aksi recall mobil berantai pada Toyota, Honda, Mitsubishi hingga Nissan di Indonesia ada benang merahnya yaitu bersumber dari salah satu bagian komponen fuel pump atau pompa bahan bakar kendaraan.
Apakah komponen tersebut berasal dari vendor atau pihak ketiga penyedia fuel pump yang sama? Sampai saat ini belum ada penjelasan dari keempat merek mobil di Indonesia tersebut.
Namun, berdasarkan dokumen Badan Nasional Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya (NHTSA), soal laporan perusahaan pemasok fuel pump yang mengumumkan laporan safety recall karena komponennya bermasalah, yaitu Denso International America, Inc. Fuel pump dari Denso International America, Inc. dipasok ke beberapa pabrikan mobil di AS antara lain Ford, Honda, Mazda, Subaru, Toyota, hingga Mitsubishi.
Apa pemasok fuel pump yang sama pada empat merek mobil di Indonesia?
Tim kami mencoba mengonfirmasi dengan menghubungi pihak PT Denso Indonesia sejak 4 Agustus lalu, setelah dua hari PT Toyota Astra Motor mengumumkan recall sejumlah produknya.
“Masih didiskusikan dengan manajemen. Semoga bisa ada hasil ya,” kata seorang petinggi Denso Indonesia yang tidak mau disebutkan namanya kepada tim YukUpdate, Kamis (6/8).
Sayangnya, pihak Denso belum mau memberikan klarifikasi soal apakah kasus recall di AS, juga menimpa pada kendaraan di Indonesia. “Dari Denso nggak bisa kasih jawaban,” jelasnya.
Di sisi lain pihak Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) juga belum mau buka suara soal pemasok fuel pump mereka yang berpotensi bermasalah.
“Kalau vendor aku nggak tahu yang lain kebetulan. Kalau di Indonesia beberapa produk yang terlibat kan sudah global. Jadi secara vendor dan non vendor principal yang lebih tahu sebenarnya. Jadi aku nggak bisa yakin ini masalah di vendor A, B atau C. Karena belum tentu sama,” kata Head of Media Relation PT Toyota Astra Motor (TAM) Dimas Aska.
Sementara itu, Business Innovation and Marketing and Sales Director HPM Yusak Billy sempat mengungkapkan adanya persoalan teknis pada salah satu part dari fuel pump.
“Perbaikan komponen fuel pump ini dilakukan karena terjadi ketidaksesuaian pada proses produksi oleh supplier sehingga menyebabkan kemungkinan fuel pump tidak berfungsi,” kata Billy.
Bila ada persoalan pada fuel pump sebuah kendaraan risikonya tak ringan, dari kendaraan tak bisa dihidupkan, sampai kendaraan mati saat dikendarai dengan kecepatan rendah maupun tinggi.
“Kalau dalam kasus tadi fuel pump mati. Kalau bisa bahayakan? Bisa. Lagi kencang misalnya tiba-tiba mati, pengemudi panik. Kalau yang terjadi seorang perempuan dan mesin mati di tol highway, kaget dia, nggak tahu mau menetralkan caranya bagaimana, nggak berpikir. Karena ekspektasi nggak ada gitu,” kata Founder and Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Palububu.
Namun, jika pengemudi bisa mengambil kendali setir, dia tidak panik dengan kondisi yang ada, maka bisa jadi kondisinya bakal lebih baik.
“Kalau nggak panik, bisa dia kontrol. Masih memungkinkan. Katakan mesin mati pengemudi paham dia menetralkan, Dalam kondisi rem, semua berat, mesin mati dia bisa arahkan kendaraan ke spot yang aman. Jadi saya katakan masih memungkinkan bahayakan, mungkin tidak mungkin iya,” jelas Jusri.
Sumber : CNBC